Blogroll

hanya kampus Bogor Educare yang bener-bener Gratis 100%

Cari Blog Ini

Bogor EduCARE

Kampus Berjuta Impian.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Sabtu, 16 Juni 2018

Aplikasi penghasil pulsa terbaik 2018 no hoax

Disini saya akan membagikan sebuah aplikasi penghasil pulsa terbaik yang pernah saya coba
Yap kalo ada yang gratis kenapa kita harus beli...
Langsung saja saya akan memberi tahu aplikasi nya
Yaitu aplikasi Kubik kalian bisa instal aplikasi nya di playstore atau kalian bisa klik Link Ini
Langkah selanjutya kalian download lalu aplikasinya dan daftar atau registrasi dan ingat jangan lupa untuk memasukan kode A4052531 di menu kode undangan... Sip terimakasih goodbye

Rabu, 03 Mei 2017

MONEY LOCKER aplikasi penghasil pulsa beneran langsung dapat


Tertarik untuk mendapatkan ratusan ribu pulsa secara gratis lewat aplikasi Money Locker? Berikut adalah panduan lengkap untuk mendapatkanya.
Cara Mudah Dapat Pulsa Gratis Lewat Aplikasi Money Locker

Sudah banyak cara yang pernah Jaka sampaikan untuk mendapatkan banyak pulsa secara gratis hanya dengan aplikasi Android. Sebelumnya Jaka pernah membagikan tentang Netzme, CashPop, Oing hingga Cashtree.

Namun ternyata, ada lagi aplikasi Android yang berguna untuk menghasilkan pulsa gratis. Salah satu contohnya adalah Money Locker.

Tertarik untuk mendapatkan ratusan ribu pulsa secara gratis lewat aplikasi Money Locker? Berikut adalah panduan lengkap untuk mendapatkanya.


Kamu pun dapat memperoleh jumlah bonus tambahan dengan membuka halaman web ataupun mendownload dan menginstall aplikasi tertentu.

Trik Mendapatkan Pulsa Gratis Dari Money Locker

Pertama download aplikasi-nya lewat link berikut: Money Locker

Lakukan pendaftaran jika kamu belum punya akun

Ingat, nomor yang kamu daftarkan tidak bisa kamu ubah. Nomor tersebut digunakan untuk mengisi pulsa.
Untuk mendapatkan tambahan pulsa, masuk ke menu Invite > Fill in Referral Code lalu masukkan kode 895056691  Jika sudah klik Submit
Selanjutnya kamu bisa mengumpulkan pulsa gratis hanya dengan membuka lockscreen, membaca halaman web hingga menginstall aplikasi.
Cara Dapat Uang Dari Smartphone Android
Cara Baru Dapatkan Uang dan Pulsa Gratis Lewat Aplikasi Netzme
Baca
Akhir Kata

Itulah cara mudah untuk mendapatkan pulsa gratis lewat aplikasi Money Locker. Untuk kamu yang ingin dapat uang gratis bisa mencoba aplikasi Netzme. Selamat mencoba!

Minggu, 16 April 2017

hanya BOGOREDUCARE kampus yang benar gratis 100%


Selasa, 14 Maret 2017

mengenal bangun ruang


disini saya mau berbagi video powerpoint tentang mengenal bangun ruang
selamat menyaksikan

alasan beribadah kepada allah swt

           


   Beribadah kepada Allah swt. merupakan kunci kemuliaan manusia. Ibadah dilakukan dengan niat yang ikhlas. Cara yang benar dan tujuannya mencari ridha Allah.
            Paling tidak, ada enam alasan mengapa kita harus beribadah kepada Allah swt diantaranya sebagai berikut.
1.    1.  Diciptakan memang untuk ibadah. Sebagaimana firman Allah swt:
“aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.” (adz-dzariyaat: 56)
2.    2.  Tanda syukur atas diciptakannya kita oleh Allah swt. Sebagaimana firman –Nya
“sesungguhnya jika kemu bersyukur , niscaya aku akan menambah (nikmar) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku) maka pasti azab-Ku sangat berat.” (Ibrahim:7)
3.  3.    Konsekuensi janji kita kepada Allah swt
“dan (ingatlah) ketika tuhanmu megeluarkan dari sulbi (tulang belakang) anak cucu adamketurunan mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap roh mereka(seraya berfiraman). ‘bukankah aku ini tuhan mu? Mereka menjawab,’Betul (Engkau tuhan kami), kami bersaksi”(al – A’raaf :172)
4.    4.  Tugas yang harus ditanamkan oleh setiap rosul kepada umatnya
Allah berfirman:
“dan sungguh, kami telah mengurus seorang rasul untuk setap umat (untuk menyerukan),”sembahlah Allah dan jauhilah thagut.”(an-nahl:36)
5.   5.  Allah satu satu yang tepat untuk di sembah karena Dia Maha kuasa. Sebagaimana firmannya:
“Allah yang menciptakan tujuh langit dan dari (penciptaan) bumi juga serupa. Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwa Allah maha kuasa atas segaala sesuatu dan ilmu Allah benar benar meliputi segala sesuatu.”(ath-Thalaaq:12)
6.  6.    Adanya azab Allah di akhirat bagi orang yang tidak mengabdi kepada-Nya, Allah swt. Berfirman:
“aku benar benar takut akan azab hari yang besar (hari kiamat). Jika aku mendurhakai tuhanku.”(al-An’aam:15)

faktor-faktor perusak ukhuwah islamiyah


            



 Pada masyarakat islam, ukhuwah islamiyah merupakan sesuatu yang sangat penting dan mendasar, karena hal ini salah satu dari keimanan uang sejati. Allah awt. Berfirman,
            “sesungguhnya orang orang mukmin itu bersaudara, karena itu damai kanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapatkan rahmat.”(al-Hujuraat: 10)
            Ketika ukhuwah islamiyah hendak diperkokoh, setiap kali ada berita buruk yang dating, harus dilakukan tabayyun atau teliti terlebih dahulu kebenaran berita itu. Allah awt. Berfirman,
            Artinya: “wahai orang orang yang beriman! Jika seorang yang fasik dating kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suaru kaum karena kebodohan(kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali perbuatan itu.”(al-hujurat: 6)
            Surah al hujuraat :6 di atas menggunakan kata naba’ bukan khabar. M. Quraish Shibab dalam bukunya secercah cahaya ilahi. Hlm 262. Membedakan makna kata itu. Kata naba’ menunjukan ‘berita penting’ sedangkan khabar’ menunjukan ‘berita secara umun. Al-Quran memberi petunju bahwa berita yang perlu diperhatikan dan diselidiki adalah berita yang sifarnya penting. Adapun isu-isu ringan, omong kosong dan berita yang tidak bermanfaattidak perlu diselidiki, bahkan tidak perlu didengarkan karena hanya akan kmenyita waktu dan energy.
            Mengingat kedudukan ukhuwah islamiyah yang sedemikian penting ada beberapa hal yang harus kita hindari agar ukhuwah islamiyah terpelihara. Allah swt berfirman:
            “wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain, (karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-olok) lebih baik dari mereka(yang mengolok-olok). Dan jangan pulaperempuan-perempuan (mengolok-olokan) perepmpuan lain,(karena) boleh jadi (perempuan yang diperolok-olok) lebih baik dari permpuan(yang mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela saru sama lain, dan janganlah kamu saling memanggildengan gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah panggilan yang buruk(fasik) setelah beriman. Dan barangsiapa tidak bertoabat, maka mereka itulah orang otang yang zalim. Wahai orang otang yang baeriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sebenarnya sebagian dari prasangka itu dosa, dan janganlah kamu mencari kesalahan orang lainm dan jangamlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian dari mereka. Apakah ada diantra kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh Allah swt  maha penerima tobat, maha penyayang.” (al-Hujuraat: 1112)
            Dari ayat diatas, ada enam hal yang harus kita hindari agar ukhuwah islamiyah tetap terpelihara, yaitu sebagai berikut:
1.      Memperolok-olok, baik antarindividu maupun antar kelompol, baik dengan kata kata maupun dengan bahasa isyarat karena hal ini dapat menimbulkan rasa sakit hati, kemarahan dan permusuhan.
2.      Mencaci atau menghina orang lain dengan kata kata yang menyakitkan.
3.      Memanggil orang lain dengan palggilan gelar gelar yang tidak disukai.
4.      Berburuk sangka, ini merupakan sikap yang bermula dari iri hati (hasad) . akibarnya ia berburuk sangka bila seseorang mendapatkan kenikmatan atau keberhasilan.
5.      Mencari cari keslahan orang lain.

6.      Bergunjing dengan membicarakan keadaan orang lain yang bila ia ketahui tentu ia tidak menyukai, apalagi bila hal itu menyangkut rahasia pribadi seseorang.
terimakasih telah membaca artikel ini

pentingnya ukhuwah islamiyah




PENTINGNYA UKHUWWAH

Terwujudnya Ukhuwah Islamiyah merupakan dambaan setiap Muslim. Hanya sayang, pengertian ukhuwah sudah menjadi kabur dan hanya merupakan istilah global yang diucapkan berulang-ulang tanpa makna. Misalnya, seseorang mengajak berukhuwah, namun sebentar kemudian ia sudah memancing perseteruan dengan melancarkan cercaan kepada para ulama Ahlu Sunnah wal Jama’ah. Padahal justru merekalah yang seharusnya menjadi poros paling utama untuk mendapatkan ikatan ukhuwah dan kecintaan sepeninggal Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan generasi terdahulu. Tetapi demikianlah, banyak orang yang sikap dan orientasinya terkungkung oleh opini fanatisme golongan. Bagaimanapun masalah ukhuwah (persaudaraan) dan persatuan ini merupakan masalah yang sangat penting.
Sesungguhnya Islam sangat menekankan persaudaraan dan persatuan. Bahkan Islam itu sendiri datang untuk mempersatukan pemeluk-pemeluknya, bukan untuk memecah belah.
Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab rahimahullah, dalam al-Ushûlus-Sittah, pada pokok yang kedua,[1] mengatakan: “Allah Azza wa Jalla memerintahkan agar (umat Islam) bersatu di dalam agama dan melarang berpecah belah di dalamnya. Allah Azza wa Jalla telah menjelaskan hal ini dengan penjelasan yang sangat terang dan mudah dipahami oleh orang-orang awam. Allah Azza wa Jalla melarang kita menjadi seperti orang-orang sebelum kita yang berpecah belah dan berselisih dalam urusan agama hingga mereka hancur karenanya.”
Masalah persatuan ini, oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab rahimahullah diangkat sebagai masalah pokok di antara enam pokok yang beliau rahimahullah angkat. Demikian pula, para ulama Ahlu Sunnah wal Jama’ah pun memandang penting masalah ini.
Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimîn rahimahullah dalam syarahnya terhadap kitab ini menyebutkan dalil-dalilnya dari al-Qur’ân, Sunnah, kehidupan praktis para sahabat dan Salafus Shâlih.[2]
Adapun dalil dari al-Qur’ân, di antaranya firman Allah Azza wa Jalla:
وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا ۚ وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنْتُمْ عَلَىٰ شَفَا حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا ۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ
Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu karena nikmat Allah, menjadilah kamu orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. [Ali Imrân/3:103]
Imam ath-Thabariy dalam tafsirnya mengatakan [3] : “Yang diinginkan oleh Allah Azza wa Jalla dengan ayat ini ialah: Berpeganglah kalian pada agama dan ketetapan Allah Azza wa Jalla yang dengan agama serta ketetapan itu Allah Azza wa Jalla telah memerintahkan agar kalian bersatu padu dalam satu kalimatul haq (kebenaran) dan menyerah pada perintah Allah Azza wa Jalla “.
Kemudian tentang firman Allah Azza wa Jalla pada ayat ini yang berbunyi:
وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا
dan ingatlah akan nikmat Allah Azza wa Jallaepadamu ketika dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu karena nikmat Allah, menjadilah kamu orang yang bersaudara.[Ali Imrân/3:103]
Imam ath-Thabariy rahimahullah mengatakan: “Tafsir ayat ini ialah: Ingatlah wahai kaum Mukminin akan nikmat Allah Azza wa Jalla yang telah dianugerahkan kepada kalian! Yaitu manakala kalian saling bermusuhan karena kemusyrikan kalian; kalian saling membunuh satu sama lain disebabkan fanatisme golongan, dan bukan disebabkan taat kepada Allah Azza wa Jalla dan Rasul-Nya. (Ingatlah ketika itu!-pen) Allah Azza wa Jalla kemudian mempersatukan hati-hati kalian dengan datangnya Islam. Maka Allah Azza wa Jalla jadikan sebagian kalian sebagai saudara bagi sebagian yang lain, padahal sebelumnya kalian saling bermusuhan. Kalian saling berhubungan berdasarkan persatuan Islam dan kalian bersatu padu di dalam Islam.[4]
Demikianlah keadaan penduduk Madinah yang secara umum dihuni dua kabilah besar yaitu Aus dan Khazraj. Sebelum kedatangan Islam mereka selalu saling berperang dan bermusuhan tanpa henti. Namun sesudah kehadiran Islam yang dibawa Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam mereka menjadi bersaudara.
Imam Ibnu Katsîr rahimahullah mengatakan: “Konteks firman Allah Azza wa Jalla di atas, berkenaan dengan keadaan orang-orang Aus dan Khazraj. Sesungguhnya pada zaman jahiliyah dua kabilah itu sangat sering terlibat dalam pertempuran, permusuhan keras, kebencian, dengki dan dendam. Karenanya mereka terperangkap dalam peperangan terus menerus tanpa berkesudahan. Ketika Allah Azza wa Jalla mendatangkan Islam, maka masuklah sebagian besar dari mereka ke dalam Islam. Akhirnya mereka hidup bersaudara, saling menyintai berdasarkan keagungan Allah Azza wa Jalla , saling berhubungan berlandaskan (keyakinan atas) Dzat Allah Azza wa Jalla , dan saling tolong menolong dalam ketaqwaan serta kebaikan. Allah Azza wa Jalla berfirman:
هُوَ الَّذِي أَيَّدَكَ بِنَصْرِهِ وَبِالْمُؤْمِنِينَ وَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ ۚ لَوْ أَنْفَقْتَ مَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا مَا أَلَّفْتَ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ
Dialah yang memperkuatmu dengan pertolongan-Nya dan dengan para Mukmin. Dan Allah mempersatukan hati mereka (orang-orang yang beriman). Walaupun kamu menginfakkan segala apa yang ada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah yang mempersatukan hati mereka. [al-Anfâl/8: 62-63].[5]
Berkenaan dengan Surat al-Anfâl ayat 63 yang dibawakan oleh Ibnu Katsîr di atas, Abu ath-Thayyib Shiddîq bin Hasan al-Qanûji al-Bukhâri (wafat 1307) dalam tafsirnya mengatakan:[6]
“Jumhur Ahli Tafsir mengatakan: ‘Yang dimaksud (dengan ayat 63 Surat al-Anfâl) adalah orang-orang Aus dan Khazraj. Sesungguhnya dahulu mereka terkungkung dalam fanatisme golongan yang berat, saling mengagulkan diri, saling dikuasai kedengkian meskipun hanya dalam urusan yang paling sepele, dan saling berperang hingga memakan waktu 120 tahun. Hampir tidak pernah ada dua hati yang bisa saling bersatu dalam dua kabilah tersebut. Maka kemudian Allah Azza wa Jalla mempersatukan hati-hati mereka dengan iman kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Berbaliklah kondisi buruk mereka menjadi baik, bersatulah kalimat mereka dan lenyaplah fanatisme yang ada pada mereka. Berganti pula sifat-sifat iri mereka dengan cinta kasih karena Allah Azza wa Jalla dan di jalan Allah Azza wa Jalla . Mereka semua sepakat untuk taat kepada Allah Azza wa Jalla hingga jadilah mereka sebagai pembela-pembela yang berperang untuk melindungi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam .”
Allah Azza wa Jalla juga berfirman:
وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ تَفَرَّقُوا وَاخْتَلَفُوا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْبَيِّنَاتُ ۚ وَأُولَٰئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ
Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat. [Ali Imrân/3:105]
Imam ath-Thabari rahimahullah mengatakan dalam tafsirnya: [7] “Yang dimaksudkan oleh Allah Azza wa Jalla ialah: Wahai orang-orang yang beriman! janganlah menjadi seperti orang-orang Ahli Kitab, yang berpecah belah dan berselisih dalam agama, perintah dan larangan Allah Azza wa Jalla , sesudah datang kepada mereka keterangan-keterangan yang jelas berupa bukti-bukti dari Allah Azza wa Jalla . Mereka berselisih di dalamnya. Mereka memahami kebenaran tetapi mereka sengaja menentangnya, menyelisihi perintah Allah Azza wa Jalla dan membatalkan ikatan perjanjian yang dibuat oleh Allah Azza wa Jalla dengan lancang.
Orang-orang Ahlu Kitab yang berpecah belah dan berselisih dalam agama Allah Azza wa Jalla sesudah datangnya kebenaran itu akan mendapat azab yang berat.
Jadi maksud firman Allah Azza wa Jalla di atas adalah: “Kalian wahai kaum mukminin, janganlah berpecah belah dalam agama kalian seperti mereka berpecah belah dalam agama mereka. Janganlah kalian berbuat dan mempunyai kebiasaan seperti perbuatan dan kebiasaan mereka. Sehingga jika demikian kalian akan mendapatkan azab yang berat seperti azab yang mereka dapatkan”
Makna yang dapat dipetik dari ayat-ayat di atas antara lain bahwa kaum Muslimin dilarang berselisih pemahaman dalam masalah agama, sebab yang demikian itu akan mengakibatkan perselisihan dan perpecahan fisik.
Imam asy-Syâthibi rahimahullah dalam al-I’tishâm menjelaskan bahwa, perpecahan fisik (tafarruq), adalah akibat ikhtilâf (perselisihan) mazhab dan ikhtilâf pemikiran. Itu jika kita jadikan kalimat tafarruq bermakna perpecahan fisik. Inilah makna hakiki dari tafarruq. Namun jika kita jadikan makna tafarruq adalah perselisihan mazhab, maka maknanya sama dengan ikhtilâf, sebagaimana firman Allah Azza wa Jalla :
وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ تَفَرَّقُوا وَاخْتَلَفُوا
Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih.[8].
Demikianlah beberapa dalil dari al-Qur’ânul-Karîm.
Adapun dalil dari Sunnah bagi pokok yang agung ini, di antaranya sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam :
اَلْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ لاَ يَظْلِمُهُ وَلاَ يَخْذُلُهُ وَلاَ يَحْقِرُهُ. اَلتَّقْوَى هَهُنَا. يُشِيْرُ إِلَى صَدْرِهِ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ : بِحَسْبِ امْرِئٍ مِنَ الشَّرِّ أَنْ يَحْقِرَ أَخَاهُ الْمُسْلِمَ، كُلُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ حَرَامٌ دَمُهُ وَعِرْضُهُ وَمَالُهُ. رَوَاهُ مُسْلِمٌ.
Seorang Muslim adalah saudara bagi Muslim lainnya. Ia tidak boleh tidak menzaliminya, merendahkannya dan tidak pula meremehkannya. Taqwa adalah di sini. – Beliau menunjuk dadanya sampai tiga kali-. (kemudian beliau bersabda lagi:) Cukuplah seseorang dikatakan buruk bila meremehkan saudaranya sesama muslim. Seorang Muslim terhadap Muslim lain; haram darahnya, kehormatannya dan hartanya. [HR. Muslim][9]
Juga sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam :
لاَتَبَاغَضُوْا وَلاَ تَحَاسَدُوْا وَلاَ تَدَابَرُوْا وَكُوْنُوْا عِبَادَ اللهِ إِخْوَاناً. مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Janganlah kalian saling membenci, saling mendengki dan saling membelakangi. Jadilah kalian sebagai hamba-hamba Allah yang bersaudara[Muttafaq ‘Alai] [10]
Hadits-hadits senada sangat banyak. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:
اَلْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا. مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Seorang mukmin bagi mukmin lainnya laksana bangunan, satu sama lain saling menguatkan. [Muttafaq ‘Alaihi].[11]
Dalam riwayat Bukhâri ada tambahan:
وَشَبَّكَ بَيْنَ أَصَابِعِهِ
Dan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjalinkan jari jemari kedua tangannya.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda dalam hadits yang dibawakan oleh an-Nu’mân bin Basyîr Radhiyallahu anhu :
مَثَلُ الْمُؤْمِنِيْنَ فِى تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ، إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ، تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهْرِ وَالْحُمَّى. أَخْرَجَهُ الْبُخَارِي وَمُسْلِمٌ (وَاللَّفْظُ لِمُسْلِمٍ).
Perumpamaan kaum mukminin satu dengan yang lainnya dalam hal saling mencintai, saling menyayangi dan saling berlemah-lembut di antara mereka adalah seperti satu tubuh. Apabila salah satu anggota badan sakit, maka semua anggota badannya juga merasa demam dan tidak bisa tidur. [HR. Bukhâri dan Muslim, sedangkan lafalnya adalah lafazh Imam Muslim].[12]
Itulah beberapa dalil yang menekankan pentingnya ukhuwah dan persatuan. Para Ulama Salaf pun sangat memperhatikan masalah ini. Syaikh Muhammad bin Shâlih al-‘Utsaimîn rahimahullah menjelaskan tentang pentingnya persatuan dengan mengatakan: “Sesungguhnya di antara pokok sikap Ahlu Sunnah dalam masalah khilâfiyah ialah, bahwa selama perselisihan pendapat itu lahir karena ijtihad (dari orang yang berhak berijtihad-pen) dan masalahnya memang masih dalam batas yang diperbolehkan untuk diijtihadkan, maka para Salafush-Shalih saling memaklumi pendapat satu sama lain. Dan hal itu tidak menyebabkan adanya kedengkian, permusuhan dan kebencian di antara mereka. Bahkan mereka meyakini bahwa mereka harus tetap bersaudara meskipun terjadi perselisihan pendapat di antara mereka. Seseorang yang berpendapat bahwa memakan daging onta membatalkan wudhu’ tetap bermakmum kepada imam shalat yang habis memakan daging onta dan yang berpendapat bahwa itu tidak membatalkan wudhu’.”[13]
Selanjutnya beliau rahimahullah melengkapi perkataannya: “Adapun masalah yang tidak boleh diperselisihkan di dalamnya, adalah masalah yang menyelisihi manhaj (pola dan sunnah) para sahabat dan tabi’in. Misalnya masalah aqidah yang ternyata banyak orang tersesat di dalamnya. Perselisihan dalam masalah akidah ini terjadi dan berkembang pada masa sesudah berlalunya generasi Sahabat.[14]
Jadi, pada masalah-masalah pokok yang tidak boleh diperselisihkan, tidak ada toleransi di dalamnya; orang yang menyelisihinya berarti menyimpang.
Demikianlah, Islam datang untuk mempersatukan umatnya, bukan untuk memecah belah. Nash-nash di atas dan pernyataan para Salafush Shâlih sangat jelas bahwa umat Islam dituntut untuk bersaudara dan bersatu padu di bawah naungan Islam, dan berlandaskan prinsip-prinsip kebenaran. Kaum Muslimin harus satu manhaj dan satu persepsi dalam memahami al-Qur’ân dan Sunnah.
Persatuan dan persaudaraan tidak berarti mengabaikan teguran kepada yang berbuat salah, apalagi berbuat bid’ah. Yang penting harus sesuai dengan cara yang diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam , baik dalam hal lemah-lembut atau dalam cara keras.
Saling ingat-mengingatkan supaya mentaati kebenaran dan menetapi kesabaran harus tetap berjalan, sebab hal itupun merupakan perintah Allah Azza wa Jalla dan Rasul-Nya. Allah Azza wa Jalla berfirman:
وَالْعَصْرِ إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman, dan mengerjakan amal saleh, dan nasehat-menasehati supaya mentaati kebenaran, dan nasihat-menasihati supaya menetapi kesabaran. [al-Ashr/103:1-3]
Namun adalah keterlaluan jika ada seorang Muslim yang bersemangat mengajak persaudaraan, akan tetapi kenyataannya ia malahan menjadikan sasaran bidik caci maki, cercaan dan tuduhan salahnya kepada para ulama serta masyarakat yang bermanhaj Ahlu Sunnah wal Jama’ah. Sebaliknya ia malah menjalin hubungan erat atau mengagumi para ahli bid’ah dan provokator perpecahan.